TrendNews – Tari gasing yang ditampilkan oleh para penari dari Kota Pontianak berhasil meraih juara ketiga pada Festival Seni Budaya Nusantara di Rakernas XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
Prestasi ini membuka peluang bagi para penari untuk tampil di Kyoto, Jepang, dalam waktu dekat.
Festival Seni Budaya Nusantara yang digelar di Balikpapan menjadi ajang pertemuan berbagai seni budaya dari seluruh Indonesia.
Pada festival ini, Kota Pontianak mengirimkan tim tari untuk menampilkan tari gasing, sebuah tarian tradisional yang menggambarkan kekayaan budaya Kalimantan Barat.
Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, menyatakan bahwa pencapaian ini adalah kebanggaan besar bagi masyarakat Kota Pontianak.
“Keikutsertaan tari gasing dalam festival ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk memperkenalkan keindahan seni budaya Pontianak kepada seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Ani.
Ani Sofian menekankan pentingnya pelestarian seni budaya tradisional sebagai bagian dari identitas daerah.
“Keberhasilan tari gasing meraih juara ketiga ini menjadi motivasi untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni tradisional. Kami berharap ini dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia,” tambahnya.
Festival Seni Budaya Nusantara di Balikpapan memperlihatkan bahwa seni tradisional masih memiliki tempat penting dalam perhelatan budaya nasional.
Keberhasilan ini juga didedikasikan kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanan prestasi tari gasing.
Wasis Utami Hidayati, PIC Tari Gasing, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi tim.
“Alhamdulillah dengan hasil yang membanggakan ini, para penari kami berkesempatan untuk tampil di Kyoto, Jepang,” katanya.
Wasis juga menjelaskan sinopsis tari gasing yang dipersembahkan.
“Gasing dalam permainan rakyat Kota Pontianak dipercayai memiliki roh dan nyawa leluhur yang berkaitan erat dengan turunnya benih padi.
Ini memberikan nilai sakral sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa saat pesta panen raya padi,” terang Wasis.
Eksplorasi gerak tari yang dibalut dengan iringan musik tradisional memperlihatkan kearifan lokal dan harapan masyarakat akan nilai kehidupan manusia di masa kini.
Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan seni budaya tradisional Indonesia.